MENULIS KRITIK DAN ESAI SECARA EKSPRESIF



Tugas Kelompok                                                                      Dosen Pembimbing Elvrin Septyanti M.Pd


MENULIS KRITIK DAN ESAI SECARA EKSPRESIF


Kelompok 5:
Denny Hartati Purba               (1505117331)
Depi Asrianti                           (1505122182)
Evia Firnadia                           (1505116604)
Dhestriwan                              (1505116608)
Novi Indriani                          (1505117222)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis persembahkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat beliau yang selalu melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat  menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu  terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Makalah ini membahas kajian singkat menenai kritik sastra secara ekpresif yang merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Menulis esai dan kritik sastra.
Makalah ini merupakan hasil kerja yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri penulis. Namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya. Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak rintangan dan halangan yang dialami oleh penulis. Seperti masih kurangnya sumber-sumber buku yang bisa dijadikan penunjang dalam penyelesaian tugas ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan, demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Di samping itu penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan sumber-sumber mengenai makalah tersebut. Akhir kata penulis  mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, serta semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru,  April  2017


            Penulis 



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

MENULIS KRITIK DAN ESAI SASTRA SECARA EKSPRESIF

BAB I
1.1  Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3  Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II
2.1  Definisi Esai Sastra........................................................................... 3
2.2  Contoh Esai Sastra............................................................................ 4
2.3  Definisi Kritik Ekspresif................................................................... 5
2.4  Contoh Kritik Ekspresif.................................................................... 5
BAB III
            3.1 Simpulan........................................................................................... 8
            3.2 Saran................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ iii




BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Sebagai salah satu bagian dari kesusastraan, kajian yang merupakan apresiasi dari karya sastra sangat penting dimiliki oleh tiap-tiap karya sastra. Kritik dan esai sastra merupakan cabang dari ilmu sastra dalam analisis, penafsiran serta penilaian sebuah karya sastra.Sehingga karya sastra yang banyak mendapat apresiasi berupa esai dan kritik dari para penikmat sastra, dapat dipastikan bahwa karya sastra tersebut menarik.
Dalam proses analisis karya sastra menggunakan berbagai metode diantaranya mlalui pendekatan ekspresif, pendekatan resepsi sastra, pendekatan intertekstualisme dan lain sebagainya.
Aspek ekpresif sebagai salah satu pendekatan dalam satra dipakai dalam melihat kebimbangan pengarang dalam berkarya. Para kritikus ekpresif menyakini bahwa sastrawan karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, atau gagasan-gagasan atau presepsi dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra. Kritikus cenderung menimba karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian, kecocokan pengelihatan mata batin pengarang/keadaan pikirannya.
Berikutnya Semi (1989:13) menyatakan kritik sastra ekspresif merupakan “kritik sastra yang menekankan telaahan kepada kebolehan pengarang dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya kedalam wujud sastra”. Kritik yang menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut. Pembahasan mengenai menulis kritik dan essai sastra secara ekspresif akan penulis bahas lebih lanjut dalam makalah ini.

1.2       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari esai sastra?
2.      Bagaimana contoh dari esai sastra ?
3.      Apakah pengertian dari kritik sastra ekpresif?
4.      Bagaimana contoh dari kritik sastra ekpresif?

1.3       Tujuan Penulisan
1.      Untuk mendeskripsikan pengertian dari esai sastra.
2.      Untuk mengetahui contoh dari esai sastra.
3.      Untuk mendeskripsikan pengertian kritik sastra ekpresif.
4.      Untuk mengetahui contoh dari kritik sastra ekpresif.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       DefinisiEsai Sastra
Esai sastra adalah sebuah esai yang mempeprbincangkan segala hal yang berpaut dengan saastra. Budi Dharma (1984:12) mengemukakan bahwa esai sastra adalah perjuangan pengarang untuk mengadakan percakapan dengan dirinya  sendiri mengenai masalah sastra yang menarik perhatiannya. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa proses menulis esai sastra lebih kurang sama dengan menulis bentuk sastra yaitu proses menemukan.

Esai sastra erat dengan kritik sastra. Penulisan esai sastra selalu bersajak pada empat hal yaitu sebagai berikut:
1.      Didasarkan pada upaya mengungkapkan nilai-nilai karya sastra dan nilai atas peran profsional sastrawannya. Esai sastra harus berusaha menafsirkan dan menjelaskan nilai positif yang terdapat dalam karya sastra.
2.      Esai sastra selalu berupaya memadukan daakta dan imajinasi
3.      Penulisan esai sastra selalu bersifat publik yang harus disampaikan kepada masyarakat luas.
4.      Esai sastra disajikan secara populer, bukan akademik sehingga menghindari istilah-istilah teknis, tidak terlalu teoritis, dan tidak mementingkan metodologi.

Sementara itu syarat esai yang baik dikemukakan oleh Maman S. Mahayana dalam bukunya dengan judul “Syarat Esai yang sehat dan Aprasiatif” (2000), yaitu sebagai berikut :
1.      Berangkat dari apresiasi sastra
2.      Mempunyai pemahaman pengetahuan kesusastraan, namun tidak teoritis
3.      Membaca sebanyak-banyaknya karya sastra
4.      Penyajian dan gaya bahasanya populer, sederhana dan lugas. 
Sejalan dengan diatas salah satu dari tipe esai adalah esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni.

2.2       Contoh Esai Sastra
Mari Mencintai Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional. Bahasa ini wajib dikuasai seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Bahkan tidak hanya dikuasai, namun juga harus dipraktekkan dengan baik dan benar, salah satunya digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari. Ini penting karena fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai alat pemersatu bangsa karena kita telah tahu bahwa bangsa kita ini terdiri atas bermacam-macam suku, adat, dan bahasa.
Bahasa Indonesia memiliki suatu peranan penting dalam kehidupan rakyat Indonesia karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional. Bahasa Indonesia digunakan dalam berkomunikasi ke luar dengan masyarakat lain di daerah lain di Indonesia. Namun tetap dengan catatan, bahasa daerah masing-masing yang dimiliki wajib dilestarikan keberadaanya.
Di dalam masyarakat perkotaan besar, tentu bahasa wajib adalah menggunakan bahasa Indonesia, lalu bagaimana dengan masyarakat di pedesaan? Pasti mereka masih menggunakan bahasa daerah untu berkomunikasi dan sebagian dari mereka terkadang masih belum bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dalam hal ini melestarikan bahasa daerah adalah sangat perlu, namun tidak bisa dipungkiri penggunaan bahasa Indonesia tentu penting juga sebagai sesuatu kesadaran berbangsa satu, yakni bangsa Indonesia dan untuk keperluan bergaul ke dunia luar.
Apalagi pada zaman modern seperti ini, yang mengharuskan kita cakap dalam berkomunikasi demi mengembangkan taraf  hidup, kecakapan penggunaan bahasa Indonesia wajib kita miliki. Contoh kecil, ketika kita melamar suatu pekerjaan di kota atau ke luar kota, pastilah kita dituntut menguasai bahasa Indonesia. Walaupun bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar, minimal bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.

2.3       Definisi Kritik Ekpresif
Berikutnya Semi (1989:13) menyatakan kritik sastra ekspresif merupakan “kritik sastra yang menekankan telaahan kepada kebolehan pengarang dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya kedalam wujud sastra”. Kritik yang menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut.
Kritik ekspresif adalah kritik sastra yang memandang karya sastra sebagai ekspresi, curahan perasaan, atau imajinasi pengarang. Kritik ekspresif menitikberatkan pada pengarang. Kritikus ekspresif meyakini bahwa sastrawan (pengarang) karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra.
Kritikus dalam hal ini cenderung menimba karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian, kecocokan pengelihatan mata batin pengarang/keadaan pikirannya. Pendekatan ini sering mencari fakta tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman sastrawan yang sadar/tidak, telah membuka dirinya dalam karyanya.

2.3       ContohKritikEkspresif
Pada cerpen Robohnya surau kami, yang menunjukkan analisis kritik sastra ekspresif adalah sebagai berikut:

Kutipan cerpen:
“…, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua, sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas, kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin .…” (hlm. 15).
Penulis, mampu mengekspresikan dengan baik. Bentuk implementasi Tuhan dalam tulisan yang merupakan kutipan dari sebuah hadits. Hal ini pula dilatarbelakangi oleh silsilah keluarga penulis yang berasal dari kalangan beragama. Kutipan diatas merupakan wujud ekspreasi jiwa mengenai bagaimana manusia harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan dunia dan akhirat tidak menonjolkan salah satunya.

Berikutnya pada kutipan cerpen dibawah ini:
“Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di Neraka itu banyak teman-temannya didunia terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua orang-orang yang dilihatnya di Neraka itu tak kurang ibadahnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai 14 kali ke Mekkah dan bergelar Syekh pula ( Hlm. 12 – 13 ).
Penulis mampu menekspresikan karakter seorang alim ulama yaitu Haji Saleh yang digambarkan seorang tokoh ustad yang dihormati oleh masyarakat tetpi dibenci tuhan karena lalai. Hal tersebut pula didasari, bahwa penulis juga seorang tokoh masyarakat yang cukup alim dikenal oleh orang terdekat maupun tetangganya.

Selanjutnya pada kutipan cerpen dibawah ini:
”…. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang, tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau didunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikitpun.”
Penulis mampu mengkritisi keadaan sekitar yang cendrung egois memikirkan diri sendiri tanpa peduli kepada orang lain. Wujud dari ekpresi terhadap situasi dan keadaan yang terjadi dimasyarakat, hal ini pula didasari oleh profesi yang penah menjadi wartawaan di media cetak.


BAB III
PENUTUP

3.1       Simpulan
            Esai sastra adalah sebuah esai yang memperbincangkan segala hal yang berpaut dengan saastra. Budi Dharma (1984:12) mengemukakan bahwa esai sastra adalah perjuangan pengarang untuk mengadakan percakapan dengan dirinya  sendiri mengenai masalah sastra yang menarik perhatiannya.
Semi (1989:13) menyatakan kritik sastra ekspresif merupakan “kritik sastra yang menekankan telaahan kepada kebolehan pengarang dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya kedalam wujud sastra”. Kritik yang menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut.
Kritik ekspresif adalah kritik sastra yang memandang karya sastra sebagai ekspresi, curahan perasaan, atau imajinasi pengarang

3.2       Saran
1.            Makalah mengenai menulis kritik dan esai secara ekspresif ini hendaknya dapat menjadi sumber tambahan  pada mata kuliah menulis kritik dan esai.
2.            Makalah menulis kritik dan esai secara ekspresif ini masih terkendala dengan sumber pustaka.Alangkah lebih lengkapnya jika terdapat banyak sumber pustaka.
3.            Analisis esai dan karya sastra masih sangat sederhana, hal ini disebabkan oleh sedikitnya  pemahaman yang dapat dimengerti oleh penulis mengenai penganalisisan ini, sehingga pada pengkajian selanjutnya diharapkan semoga penulis bisa lebih mendalami dan mengerti agar bisa membahas materi ini secara lebih kompleks lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Purba, Antilan. 2008. Esay Sastra Indonesia Teori dan Penulisan. Graha Ilmu.      Yogyakarta
Rahman, Elmustian & Abdul Jalil. 2004. Teori Sastra. Labor Bahasa, Sastra, dan Jurnalistik Universitas Riau. Pekan Baru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Menggunakan Pendekatan Mimetik pada Cerpen Gerobak Karya Seno Gumira Ajidarma

Kritik Objektif Pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata